Tahukah Anda? (Bagian 6)


 

Kamis (7/9/2023) siang kemarin saya diminta sebuah instansi vertikal di Aceh untuk mengevaluasi majalah yang mereka terbitkan secara daring (online). Evaluasi dilakukan melalui tautan zum (link zoom) karena kami terpisah kota.

Di laporan utama majalah tersebut saya temukan tiga kata yang menarik perhatian saya, yakni serba digital, pasca tsunami, dan antarwilayah.

Saya yakin, para linguis dan teman-teman pencinta bahasa Indonesia, langsung bisa menebak ke mana arah pembicaraan saya setelah menampilkan tiga kata tersebut.

Ya, benar: saya hendak membahas tentang bentuk terikat.

Ketiga kata tadi merupakan kata yang kelas katanya tergolong bentuk terikat. Namun, dari tiga kata di atas hanya antarwilayah yang ditulis benar. Dua lainnya salah. Seharusnya: serbadigital dan pascatsunami.

Saya sempat bertanya kepada redaktur yang merangkum dan mengedit laporan utama itu, apakah kata antarwilayah tersebut dia tulis benar dengan sengaja atau tidak sengaja? Jawabnya: Tidak sengaja.

"Kalau sedang tidak buru-buru ngeditnya, kata itu pasti saya pisahkan juga," begitu jawabnya.

Kesimpulan sementara saya, yang bersangkutan belum cukup paham tentang bentuk terikat. Buktinya, dua kali dia tulis salah, satu kali lagi dia tulis benar, tapi itu pun tanpa sengaja. Tanpa didukung pengetahuan yang memadai tentang bentuk terikat.

Lalu, apa itu bentuk terikat?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata bentuk terikat dimaknai sebagai bentuk bahasa yang harus digabung dengan unsur lain agar dapat dipakai dan memiliki makna yang jelas.
Yang dimaksud unsur lain di sini adalah kata dasar yang mengikuti atau yang mendahuluinya.

Nah, kata serba-, pasca-, dan antar- baru memiliki makna yang jelas setelah masing-masing digabung dengan kata dasar digital, tsunami, dan wilayah sehingga terbentuklah kata yang benar cara penulisannya (serbadigital, pascatsunami, dan artarwilayah) dan menjadi jelas pula maknanya.

Sebagai kata bentuk terikat, serba- bermakna segala hal; semuanya; dan segala-galanya. Jadi, serbadigital berarti semuanya menggunakan teknologi digital.

Adapun kata pasca- bermakna setelah atau sesudah. Jadi,
pascatsunami berarti waktu setelah terjadinya peristiwa tsunami. Dalam konteks Aceh, momen sesudah tsunami adalah cakupan waktu setelah terjadinya peristiwa tsunami 26 Desember 2004.

Terakhir kata antar-. Kata ini bermakna dalam lingkungan atau hubungan yang satu dengan yang lain. Jadi, kata antarwilayah bermakna hubungan antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Boleh juga dimaknakan hubungan yang berlangsung dalam lingkungan wilayah yang satu dengan lainnya.

Jadi, setelah ketiga kata bentuk terikat di atas ditulis benar (digabung) maka jadi jelaslah bentuk dan benar pula maknanya.

Dalam bahasa Indonesia, berdasarkan KBBI Daring V, bentuk terikat ini jumlahnya sangat banyak, mencapai 120 buah. Para linguis sudah menguasai itu semua.

Materi ini justru ditujukan kepada kita yang awam atau paling tidak belum begitu paham tentang apa itu kata bentuk terikat.

Bentuk terikat ini ada yang hanya satu huruf, tapi satu huruf pun tetap mengandung makna. Contohnya a-. Huruf a- di sini ada tiga maknanya.

Pertama, a- bermakna tidak atau bukan. Contoh katanya adalah asusila (tidak bersusila; tidak baik kelakuannya), asosial (tidak bersosial; tidak bergaul; tidak memedulikan kepentingan masyarakat), dan aseksual (tanpa kelamin; tanpa hubungan kelamin; atau punya kelamin, tetapi kurang optimal fungsinya).

Kedua, a- bermakna tanpa. Contoh katanya adalah anonim (tanpa nama; tidak beridentitas).

Ketiga, a- bermakna kekurangan. Contoh katanya anemia (kekurangan darah) dan avitaminosis (penyakit yang disebabkan kekurangan vitamin; lesu; loyo).

Berikutnya, ada bentuk terikat yang hanya terdiri atas dua huruf. Contoh dari fonem rangkap ini adalah ab- yang artinya jauh dari. Contoh katanya abnormal (jauh dari keadaan/kondisi normal).

Kemudian, ada bentuk terikat yang terdiri atas tiga huruf. Contohnya dwi- yang berarti dua. Contoh katanya adalah dwiwarna (dua warna), dwigol (dua gol),  dwiguna (manfaat ganda), dan dwikora (dua komando rakyat).

Nah, karena bentuk terikat ini jumlahnya sampai 120, sedangkan yang kita bahas baru lima (serbadigital, pascatsunami, antarwilayah, asusila/asosial/aseksual/, dan abnormal), jadi kita cukupkan sampai di sini dulu.

Manfaatkan waktu sekian jam pada hari ini untuk memahami benar-benar apa itu bentuk terikat dan siapkan mental menghadapi gempuran dari kata-kata bentuk terikat berikutnya.

Esok masih ada waktu untuk kita belajar bersama, "terikat" bersama.

Dari Irian asal cenderawasih, cukup sekian terima kasih.

Demikian, lanjutan sedekah kata dalam rangka Hardikda Aceh.

Semoga bermanfaat.

8 September 2023

YD

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama